Rabu, 25 Januari 2012

Alhamdulillah...


semua akan terasa cukup dengan sendirinya...jika kita selalu bersyukur o:)


selalu ada jawaban dalam setiap doa yang kita panjatkan...

greenday - give me novacaine

serba salah...

serba salah emang hidup di Indonesia...
naik pesawat delaynya ga ketolongan...
naik kereta udah kaya ikan teri ramenya...
jadi atapers dihalang pake bola beton ...
naik Busway aja takut digrepe2...
naik angkot takut diperkosa bareng2...
naik bus umum banyak yang nyopet...
naik bajai asepnya ngebul kemana2...
udah jalan kaki pun masih di tabrak orang mabok...
bahkan ngesot aja pun masih di tendang satpam...x_x



sumber:broadcast BBM

Kamis, 05 Januari 2012

Instalasi dan Konfigurasi VSAT

VSAT IP adalah layanan last mile pelanggan dan backbone internal IM2 dengan memanfaatkan teknologi VSAT IP DVB RCS. Sistem ini dibangun berbasiskan produk NERA dari Norwegia dengan alokasi frekuensi C Band. Layanan ini memungkinkan untuk dijadikan sebagai last mile untuk aplikasi : transfer data, voice (VoIP) dan VPN. Khusus layanan non VPN dapat dilengkapi dengan fitur penunjang yaitu TCP accelerator system client server dan TCP accelerator system proxy (gateway).

Merakit Antena:
  1. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memeriksa kelengkapan pendukung reflektor/dish  antena, seperti Pedestal, baut-baut, feedhorn dan LNB.
  2. Apabila di lokasi tersebut berupa tanah maka buatlah pondasi sesuai ukuran pedestal yang telah ditetapkan (ukuran standart 2m x 2m).
  3. Penggabungan antar segmen pedestal, reflektor, feed horn serta LNB harus benar-benar terpasang dengan baik dan kencang, usahakan tidak ada baut-baut yang kendor atau tidak terpasang.
  4. Perakitan Pedestal / boom antena harus tegak lurus ( 90 derajat ) dengan garis horizontal bumi, gunakan water pass / angle meter untuk levelingnya, tujuannya agar pada saat pointing diperoleh kemiringan reflektor yang akan optimal.
  5. Setelah antena terakit dengan benar, persiapkan satu kabel RF pendek dan hubungkan antara LNB ke perangkat spectrum analizer atau satellite finder. Tentukan arah polarisasi pada feedhorn sesuai dengan transponder yang akan kita gunakan, dalam hal ini transponder 4H dengan polarisasi horizontal.
  6. Tentukan frekuensi dan transponder di Satellite yang akan kita cari, dalam hal ini Satellite Palapa C2 transponder 4H dengan center frekuensinya FWD RF=3,840Ghz / Lband=1298Mhz dengan simbol rate 8.7 Msps.
Pointing
  1. Sebelum melakukan pointing, harus diketahui terlebih dahulu posisi sudut azimut dan sudut elevasi untuk satellit yang akan digunakan / diterima pada suatu daerah dimana stasiun bumi / VSAT akan didirikan.
  2. Langkah pertama dalam melakukan pointing adalah dengan menentukan sudut azimut reflektor secara kasar dengan menggunakan kompas. Arah 0 derajat dimulai dari arah utara, kemudian ke arah timur adalah positif dan bila ke arah barat adalah negatif.
  3. Langkah pertama dalam melakukan pointing adalah dengan menentukan sudut azimut reflektor secara kasar dengan menggunakan kompas. Arah 0 derajat dimulai dari arah utara, kemudian ke arah timur adalah positif dan bila ke arah barat adalah negatif.
  4. Selanjutnya adalah melakukan pointing receive dan transmit. Untuk melakukan pointing halus, dibutuhkan peralatan sebagai berikut :
    (Spektrum analyzer atau Satellite Finder, DC blok dengan catu daya, LNB dan BUC, Kabel pointing, Terminal Nera/modem)
  5. Keluaran dari LNB dihubungkan melalui kabel pointing ke DC blok dan dari DC blok dihubungkan ke Spektrum analyzer.
    ”Perhatikan ; konektor F type dengan tegangan V= + 18 Vdc ke arah LNB dan konektor N type tanpa tegangan V=0 volt ke arah Spektrum analyzer. Apabila menggunakan satellite finder, hubungkan keluaran LNB ke Satellite finder dengan konektor F type ( satellite finder sudah mensuplai tegangan dc 13/18V”.
  6. Kemudian lakukan pointing receive untuk mengarahkan antena ke satelit, caranya dengan memutar azimut dan elevasi secara perlahan hingga diperoleh sinyal dari satelit yang dicari, langkah yang tepat adalah putar sudut elevasi setelah mendapat sinyal hingga maximum kencangkan baut elevasi kemudian putar sudut azimut setelah mendapat sinyal maksimum kencangkan baut azimut kemudian putar polarisasi feedhorn hingga mendapat sinyal yang maksimum, langkah tadi dilakukan secara berulang-ulang hingga diperoleh sinyal receive yang paling maksimum.
Crosspole
  1. Hubungkan input BUC pada feedhorn melalui kabel transmit ke peralatan Terminal Nera pada keluaran yang berlabel TX, kemudian hubungkan output LNB melalui kabel receive ke input Terminal berlabel RX.
  2. Selanjutnya hidupkan perangkat Terminal Nera, untuk menerima sinyal dari satellite di transponder yang telah ditentukan. Untuk melihat SNR di terminal gunakan perintah dvb rx show.
  3. Lakukan crosspole dengan Pure carrier / CW sesuai dengan frekuensi dan petunjuk dari NCC PT.Indosat. Untuk melakukan CW dari terminal gunakan perintah dvb tx cw on (level tx) (freq).
  4. Kencangkan baut-baut azimut, elevasi dan feedhorn setelah diperoleh crosspole dengan hasil yang sesuai dengan rekomendasi NCC PT.Indosat dan mintalah printout hasil crosspole tersebut dari NCC PT.Indosat.
  5. Gunakan sealant / 3m tape untuk membungkus konektor f type di BUC dan LNB agar tidak kemasukan air pada saat hujan.
Konfigurasi terminal dengan Command Line Interface
Command Line Interface dapat diakses melalui telnet atau port RS323. Dalam hal ini parameter
penting yang harus dilakukan yaitu :
  1. Start up Sequence
    Pada saat terminal di hidupkan (turn on), maka Boot SW akan melakukan proses start up. Dan selanjutnya aplikasi DVB RCS akan meng-inisialisasi file system, dan merestore semuan parameter konfigurasi terminal, melakukan inisialisasi konfigurasi, dan receive transmit signal untuk logon ke gateway (apabila di set autostart). Selanjutnya system akan meminta memasukkan usename dan password (Username: root, password: near / balder1)
  2. Konfigurasi IP
    Ada dua Ip yang harus di set up di terminal DVB RCS, yaitu IP LAN (eth) dan IP SNMP (DVB). Caranya yaitu :
    a. Set IP LAN (eth)
    # ip set <ifnum> <ipaddr> <mask>
    contoh : # ip set 1 219.83.112.161 255.255.255.248
    b. Set IP SNMP (dvb)
    # ip set <ifnum> <ipaddr> <mask>
    contoh : # ip set 3 10.10.40.30 255.255.255.248
    Setelah itu save konfigurasi dengan menggunakan command #save config Dan untuk melihat hasil konfigurasi ip yg sudah di set dapat menggunakan command #ip show.
  3. Parameter Forward Link
    Paremeter ini di gunakan untuk mengidentifikasi forward link yang di transmitdari gateway. Diantaranya adalah :
    a. Set Symbol rate : dvb rx symbrate <symbrate> (dalam symbols per sec)
    b. Set Frekwensi : dvb rx freq <freq> (dalam KHz)
    Contoh :
    # dvb rx symbrate 28000000 (artinya set symb rate 28 Msps)
    # dvb rx freq 3840000 (artinya set frek 2840 MHz)
    # save config
    # dvb rx show
  4. Out Door Unit Parameter
    Parameter ini digunakan untuk mengkonfigurasi ODU yang di gunakan. Dalam hal ini command yang di gunakan adalah sebagai berikut :
    # odu antenna 5
    # odu lnb 80
    # odu txtype 81
    # odu txlo 4900 (artinya set local oscilator BUC pada 4900 MHz)
    # odu lnbdc 1 (untuk mengaktifkan tegangan dc pada RX terminal, 0=off, 1=on)
    # odu txdc 1 (untuk mengaktifkan tegangan dc pada TX terminal, 0=off, 1=on)
    # save config
  5. Posisi Terminal
    Parameter ini didapat dengan menggunakan GPS (Global Positioning system) pada saat instalasi, parameter ini menggambarkan posisi terminal (antenna) yang sedang di instalasi. Dalam hal ini command yang di gunakan adalah :
    # dvb pos alt <height>
    Dimana height adalah ketinggian dari permukaan laut (meter).
    # dvb pos lat 7 19 17 1
    # dvb pos long 11 29 85 0
    # dvb pos alt 571
    # save config
    # dvb pos show                                                                                                                                                                                                                                                                                              http://kge1992.wordpress.com/instalasi-dan-konfigurasi-vsat/

Full Mesh -Skywire-

VSAT Mesh merupakan pengembangan dari jenis VSAT TDMA (Time Division Multyple Access), tapi keuntungan dari mesh adalah HUBless (tanpa HUB) dan tiap remote dapat berkomunikasi secara langsung jadi tanpa harus melalui perantara HUB, dengan kata lain pada system Mesh hanya terjadi satu hop apabila remote satu melakukan komunikasi dengan remote lainnya. Konsep TDMA yang digunakan di Mesh bisa dimanfaatkan untuk menghemat penggunaan Bandwidth transponder karenanya banyak pengguna VSAT SCPC (Single Chanal Per Carrier) berpindah menggunakan VSAT TDMA terutama Mesh.

Radyne salah satu perusahaan satcom internasional (yang saat ini telah merger dengan perusahaan Comtech) mengeluarkan satu modem Mesh yang mereka beri nama Skywire, modem ini menggunakan konsep mesh. Instalasi dan penggunaannyapun cukup mudah. Pada skywire terdapat satu buah modulator yang outputnya L-Band (950 MHz - 1,7 GHz) dan Receive-nya (950 Mhz - 2,050 GHz), Modem ini memiliki 4 buah demodulator (pada modem standart hanya 2 yang terinstall) demodulator2 ini berfungsi untuk membuat cluster2 gruop, dimana tiap satu demodulator bisa di gunakan untuk membuat satu group, tiap group 8 remote. Bukan hanya Mesh bahkan modem ini juga bisa diimplementasikan dalam beberapa topology antara lain : True Full Mesh, Hub and Spoke, dan Hybrid. Dalam konsep Mesh kita tidak membutuhkan peran Hub, tapi pada konsep Hub and Spoke kita memerlukan Hub sebagai pusat traffic (dengan kata lain memanfaatkan topology star network).
Modem Skywire ini juga menyediakan sebuah software untuk melakukan manageman bandwith, grouping, dan tentunya control remote. Penggunaan software ini sangat mudah, kita hanya perlu mendaftarkan gateway dari masing2 modem yang ingin kita daftarkan dalam satu cluster (group), untuk pengaturan bandwidht hanya tinggal mengatur EIR dan CIR nya saja. Dan pada skywire kita bisa menerapkan Bandwidht sharing tergantung keperluan pada implementasinya.

http://nurjai.wordpress.com/2009/05/08/full-mesh-skywire/

ODU -Out Door Unit-

ODU (Out Door Unit), merupakan perangkat vsat yang dipasang diluar ruangan, umumnya nempel di antena (terpisah dari control room). bisa berupa Converter, LNA, LNC, BUC, SSPA, atau lain2 dah. Tapi umumnya kita menyebut ODU itu adalah Converter.... untuk apa sih Converter itu ? Converter bekerja pada frequency RF (4-6 GHz untuk C-Band), fungsi utama dari Converter yaitu mengkonversi signal IF (Intermediate Frequency) dari modem satellite yang besarnya 70Mhz (+/- 18 Mhz) untuk kemudian menjadi signal RF (Radio Frequency) kemudian dikuatkan, lalu dipancarkan ke Satellite.... loh kenapa harus dirubah jadi signal RF dulu sih ? hemm alasan pertama signal RF (dalam hal ini 4-6 GHz) memampu menjangkau jarak yang jauh dan ga rentan kena gangguan, jarak 36.000 KM ke satellite banyak hambatan, mulai dari cuaca, suhu, frequenci laen, dll.
Dan alasan berikutnya kenapa dirubah jadi RF karena satellite2 commercial umumnya memiliki range frequency di C-Band (4-6 GHz) dan penguatan signal juga amat sangat diperlukan pada sebuah transmisi satellite....ada apa aja sih ODU itu ? ODU (Converter) umumnya terdiri dari Local Oscilator yang berguna membangkitkan signal untuk meng-conversi signal source (IF), lalu amplifier, kemudian ada juga Converter yang sudah include SSPA (Solid State Power Amplifier) umunya Converter seperti ini disebut dengan SPT (Single Package Transceiver)....hal apa aja yang perlu diperhatikan di sebuah ODU ?, ODU memiliki power maksimum umumnya disebut P1dB (Power Maksimum ini menjadi karakteristik bagi sebuah ODU) biasanya disebutkan dengan satuan Watt (W) yaitu 5W, 10W, 20W, dst. Makin besar kapasitas (Watt) ODU biasanya makin besar kemampuan ODU untuk meng-Conversi signal IF, dan tentunya makin kuat signal, makin bagus untuk mencapai satellite. Kemudian ODU juga memiliki nilai Intermodulasi yaitu kemampuan ODU untuk meng-conversi lebih dari satu signal IF. Gain (Penguatan) dari sebuah ODU juga harus bagus...sekian dulu ah udah magrib, ntar insya allah gw lanjutin lagi.

 

 http://nurjai.wordpress.com/2009/05/21/odu-out-door-unit/

SSPA (Solid State Power Ampifier)

sspa

 SSPA (Solid State Power Amplifier) merupakan penguat daya terakhir sebelum sinyal transmisi dikirim ke satellite. karena umumnya sinyal RF yang sudah dikonversi oleh ODU (Converter) masih sangat lemah sekali walaupun ada penguat didalam, namun penguat ini hanya sebatas pre-amp. SSPA bekerja pada range frequensi C-Band (6 GHz) dan berfungsi sangat fital karena SSPA harus memiliki flatness gain dan noise reduksi yang stabil dan baik. Pada beberapa ODU yang saat ini banyak diproduksi kebanyak sudah built-in dengan SSPA atau dengan istilahnya SPT (Single Packet Transceiver).

SSPA harus memiliki gain (penguatan) yang baik dan tentunya daya tahan terhadap kondisi cuaca, karena SSPA terpasang diluar (bagian dari Out Door Unit). Selain penguatan SSPA juga harus memiliki ke stabilan gain, karena umunya lebar frekuensi yang dipakai oleh user cukup variabel dan juga mereka kemungkinan menggunakan tidak hanya satu frekuensi, jadi nilai intermodulasi akan muncul.
Umumnya jenis SSPA berdasarkan kemampuan daya penguatannya antara lain : SSPA 3 W, 5 W, 10 W, 20 W, 50 W, 100 W dan 200 W. Untuk penguatan lebih dari 200 W umunya banyak user menggunakan SSPA jenis In Door Unit (IDU) yang terpasang didalam ruang control atau ruang RF. Ada juga yang menggunakan HPA (High Power Amplifier) biasanya penguatannya sudah ratusan bahkan ribuan watt, perbedaannya hanya pada jenis rangkaiannya. Kalo pada SSPA menggunakan rangkaian2 solid, sedangkan HPA menggunakan rangkaian tabung sebagai penguat daya.
Penggunaan SSPA harus mengikuti aturan Link Budget Satelit agar tidak terlalu besar daya yang dipancarkan ke satellite, karena apabila hal ini terjadi akan menyebabkan saturasi power di satelite dan mengganggu pengguna dalam transponder yag sama.


http://nurjai.wordpress.com/2009/06/05/sspa-solid-state-power-ampifier/

Spectrum Analyzer

Spectrum_Analyzer

Spectrum Analyzer

Quantcast
i

Spectrum Analyzer memiliki fungsi utama untuk mengukur signal transmisi, dalam dunia komunikasi satelit alat ini sering digunakan untuk pointing antena (mengarahkan antena parabola ke satelit yang akan digunakan). Dengan memanfaatkan alat ukur ini, memudahkan seorang teknisi dalam menentukan apakah antena sudah mengarah ke satelit yang benar. Pada spectrum analyzer kita dapat melihat pola signal yang diterima oleh karena itu kita bisa membuat acuan (refferensi) untuk setiap satelit yang ada, umumnya orang memanfaatkan signal beacon untuk membedakan satelite satu dengan lainnya. Kesulitan dalam mengarahkan antena ke satelit yang benar dikarenakan letak orbit satelit di angkasa sangat berdekatan, oleh karena itu kita memerlukan Spektrum Analyzer untuk memonitor signal yang diterima.

Selain untuk kebutuhan tadi, Spectrum Analyzer juga banyak digunakan untuk melakukan pengetesan performa alat transmisi satelit dan quality & control. Misalnya untuk mengukur Gain Flatness (Kerataan Gain), Intermodulasi Product (Kondisi dimana sebuah ODU mengconversi 2 signal input), Spourius (Noise yang dihasilkan pada saat penguatan signal). Untuk melihat beberapa kondisi diatas diperlukan Spectrum Analyzer dan tentunya kemampuan sang operator dalam menggunkannya. Cara menggunakan sebuah Spectrum Analyzer sebenarnya tidak terlalu sulit (untuk penggunaan standart tentunya), kita hanya cukup men-setup center frequensi yang akan dimonitor (misal : 6,165 GHz), lalu mengatur Span (lebar bandwidth yang dimonitor, misal : 10 Mhz), lalu hal yang perlu diperhatkan adalah Log/Scale (skala kerapatan, ha ini menentukan ukuran tiap kotak dalam dB. misalnya : 5 dB/div). Dari settingan standart diatas kita bisa menyimpulkan sebuah Spectrum Analyzer akan digunakan untuk mengukur (melihat) frequency 6,160 GHz - 6, 170 GHz (karena span 10 Mhz), dengan center frequency nya 6,165 GHz, dan tinggi tiap kotak adalah 5 dB. Misalnya pada sebuah Spectrum Analyzer, sinyal terukur 3 kotak tingginya, hal ini bisa diasumsikan sinyal tersebut memiliki besar (tinggi) signal 15 dB (scale 5 dB/Div).
Spectrum Analyzer merupakan sebuah alat ukur yang harganya sangat mahal oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan dan perawatannya, antara lain :
- Tidak boleh ada tegangan masuk pada input signal RF (max : 0 Volt)
- Parameter yang di Setup harus sesuai dengan kriteria signal yang akan diukur (agar lebih presisi)
- Usahakan menghindari air, api dan zat2 kimia yang bisa menumpahi alat ini
- Lakukan Calibrasi (agar spectrum akurat dalam mengukur)


Beberapa fungsi masing-masing tombolnya adalah
1. Freq Band Hz : Tombol untuk menentukan pada kisaran frekuensi berapa spectrum digunakan.
2. Center Freq : tombol yang mengatur besarnya frekuensi..
3. RL (reference level) : tombol untuk menentukan posisi sinyal pada spectrum , supaya sinyal yang pengen kita liat terlihat dengan jelas.
4. VBW (video BandWith) : tombol untuk mengatur besarnya bendwith (tebal/tipis) sainyal pada spectrum.
5. sweeptime : kecepatan untuk merefresh tampilan sinyal.

Tombol Function
FREQ (Frequency) : Tombol ini untuk menentukan mid-frequency yang akan dilihat lokasi frekuensi yang akan ditampilkan atau diukur. Sebagai contoh : menekan tombol freq kemudian diikuti oleh angka (misal 210,25 MHz) maka yang tertampil pada layar adalah frekuensi 210,25 MHz pada tengah-tengah layar.

SPAN : Tombol span ini adalah untuk menentukan lebar frekuensi yang akan dilihat. Sebagai contoh : freq ditentukan pada 210,25 MHz dan Span pada 10 MHz artinya adalah dalam layar akan tertampil frekuensi 210,25 MHz pada titik tengah, batas layar kiri 205,25 MHz dan batas layar kanan pada 215,25 MHz. Pengaturan span ini akan secara otomatis membentuk grid (garis-garis pandu) untuk pembacaan. Namun tidak jarang garis pandu dihilangkan untuk membersihkan layar.

AMPL (Amplitude) : Tombol Amplitude ini maksudnya adalah pengaturan yang berhubungan dengan angka pengukuran. Seperti contoh pemilihan skala dan unit, kadang analisis sinyal dalam bentuk daya (dBm) kadang juga berbentuk tegangan (dBuV). Selain itu ada juga pemilihan pembacaan dengan logaritmik (log) atau linear Tergantung pemakaiannya.

MEAS (Measure) : Tombol ini digunakan untuk pemilihan jenis analisis yang akan dilakukan. Seperti pengukuran daya, pengukuran penguatan, pengukuran channel power, pengukuran Harmonic distortion,dll.

Tombol MARKER
MKR (Marker) : Tombol ini berfungsi untuk memberikan tanda pada suatu posisi frekuensi. Tanda ini nantinya bisa dipakai untuk melakukan analisis pada posisi tersebut.
MKR> (Marker mem) : Tombol ini berfungsi sebagai memory. dengan menggunakan tombol ini maka kita bisa menyimpan gambar yang tertampil untuk kemudian membandingkan dengan marker yang baru.
PEAK : Peak secara umum adalah puncak, artinya marker akan secara otomatis mencari puncak pada rentang span yang diberikan (pada frekuensi yang tertampil pada display).
OFF : Untuk menghilangkan tanda marker yang telah dibuat. hal ini dilakukan jika kita akan beralih pada frekuensi lain dalam melakukan analisis.

Tombol CONTROL
TRIG (Trigger) : Trigger ini untuk menetukan bentuk pemicu yang akan dipakai. apakah berbetuk linear, continuous atau yang lain sesuai dengan pilihan yang ada pada program.
CPL (Coupling) : fungsi yang mengatur dalam pengambilan sampling frekuensi seperti RBW, VBW dan sweep time.
DISP (Display) : Tampilan tambahan yang akan membantu pembacaan analisis. seperti pada contoh gambar, adanya garis batas yang membantu pada pengecekan itu merupakan olahan dari fungsi display ini.
TRACE : Tombol untuk melakukan pergerakan sepanjang frekuensi yang tertera. Biasanya dikombinasikan dengan MKR> untuk melakukan perbandingan daya pada frekuensi yang sedang diukur. Ada beberapa pilihan seperti max hold, min Hold dan view. Sebagaimana diketahui bahwa bentuk frekuensi akan bergerak terus-menerus, dengan menggunakan max hold maka layar akan menampilkan grafik max saja dari nilai penguatan yang berubah-ubah tersebut sehingga angka yang tertampil lebih mudah dibaca.

Tombol SYSTEM
Tombol – tombol yang ada di bagian ini berhubungan dengan penggunaan floppy disk 3.5 inch, printer, alat tambahan serta komunikasi dengan peralatan di luar Instrumen Spektrum analyzer



http://nurjai.wordpress.com/2009/06/08/spectrum-analyzer/

Cross Polarization

Cross Polarization

Dalam proses instalasii antena parabola atau dalam dunia satelit umumnya disebut pointing / peaking, seorang isntaller pasti akan dihadapkan dalam proses yang disebut cross pole (cross polarization). Yang dimaksud dengan cross pole adalah mengatur sudut arah rambat transmisi ke satelit, hal ini dimungkinkan karena transponder satelite sendiri yang menyediakan frequensi reuse dengan polarisasi yang berbeda, contohnya dalam satelit telkom 1 yang dimiliki oleh PT.Telkom terdapat 24 transponder yang terbagi dari 12 transponder vertical dan 12 tranponder horizontal. Kedua bagian transponder tersebut bekerja pada frequensi yang sama yaitu C-Band (3.7 – 4.2 GHz). Dengan membedakan polarisasinya maka diperoleh effisiensi sehingga memperluas ketersediaan transponder.
Kanal transponder vertical hanya akan menerima sinyal (carrier) dari antena yang bekerja pada polarisasi vertical demikian sebaliknya, oleh sebab itu perlu diperhatikan dalam proses instalasi antena, apakah polarisasi kita sudah benar sesuai dengan transponder yang kita gunakan. Dalam prosesnya umumnya seorang installer akan menelpon operator di HUB pengendali satelite (misalnya : Telkom Cibinong), operator tersebut akan memonitor carier yang di transmit kan ke arah satelite dan meminta instaler untuk menggerakan (memutar) Feedhorn antena. Arah (sudut) feedhorn pada antena parabola ini lah yang menentukan apakah sebuah antena bekerja pada polarisasi vertical atau horizontal.
Nilai cross pole akan dihitung oleh operator satelite dengan membandingkan carier utama pada transponder kerja dengan bocoran yang keluar di transponder polarisasi sebaliknya, makin tinggi nilai cross pole maka makin bagus pointing antena karena tidak mengganggu transponder reuse disisi polarisasi lainnya. Satelit diindonesia umumnya bertype linier (memiliki polarisasi vertical dan horizontal) sehingga setiap pengguna transponder diwajibkan untuk melakukan cross pole sebelum menggunakan transponder. sedangkan untuk type satelite circular tidak dibutuhkan proses cross pole, contohnya pada satelit intelsat 709.
Demikian sedikit ulasan mengenai cross pole antena semoga bermanfaat.


http://nurjai.wordpress.com/2011/02/01/cross-polarization/

Cara tracking 2 satelit dalam 1 antena parabola

Cara ini sering di terapkan untuk pointing ke satelit Palapa D, Telkom 1  atau Asiasat 3s dan Asiasat 2, caranya dengan menggunakan 2 LNB dalam 1 antena parabola :


  • Pastikan ukuran dish yang akan di pakai itu ukurannya berapa feet untuk mengetahui/ atau menghitung jarak antara LNB 1 dengan LNB yang ke 2.
  • Cari atau buat sendiri dudukan LNB sesuai ukuran antena parabola yang akan di pakai, cara menghitung jarak antar LNBF.
  • Pointing telebih dahulu LNB yang ada di tengah antena/ fokus antena kemudian dilanjutkan dengan dish yang satunya lagi.
LNB 1 di Fokus, LNB 2 sebaiknya diletakkan di atasnya/ arah Timur. Trik selanjutnya untuk bisa lock semua chanel yang ada di Palapa D dan Telkom 1, coba posisikan di receiver untuk Palapa D pada chanel Metro TV freq. 4080 symbole rate 28125 dan Telkom 1 pada chanel Trans 7 freq. 4085 symbol rate 6000, apabila kedua chanel tersebut sudah bisa di lock/ kunci dengan signal yang bagus/ maksimal, maka otomatis semua chanel di kedua satelit tesebut bisa kita dapatkan. Untuk menggabungkan kedua LNBF C Band tersebut, silahkan cari alat tambahan untuk parabola "switch 22K/ DisEqc" kemudian seting di receiver : pada satelit Palapa D 22 K di Off, pada satelit Telkom 1 22 On. Posisi switch bisa juga berdekatan dengan posisi LNB ato juga bisa di letakkan di bawah antena parabola untuk melindungi dari sengatan matahari dan hujan. 

Untuk melanjutkan dengan menggunakan 4 LNB caranya tambahkan 2 scalar ring pada bagian atas atau arah Timur dengan mengukur terlebih dahulu jarak antara LNB dan besarnya antena parabola yang akan di gunakan, susunanya bisa dari arah Timur ke Barat : Asiasat 2 LNB 1, Asiasat 3S LNB 2, Telkom 1 LNB 3, Palapa D LNB 4/ di fokus antena parabola. Untuk bisa menggunakan 2 atau lebih reciver dalam 1 antena parabola silahkan gunakan Multiswitch untuk bisa menikmati polarisasi H atau V tanpa mengikuti polarisasi receiver lainnya/ masing-masing bebas memilih chanel per polarisasi.


http://manado-parabola.blogspot.com/2011/02/cara-pointing-palapa-dan-telkom-1.html

Cara cepat seting antena parabola ram dan solid

Punya antena parabola tapi belum tau cara pasang antena parabola sendiri baik itu tipe ram/ jaring ataupun solid/ petal tanpa bantuan teknisi khusus antena parabola ? posting ini bisa menjadi panduan awal buat anda yang sama sekali belum pernah mengenal cara seting antena parabola/ instalasi peralatan antena parabola digital namun berkeingina untuk belajar hingga bisa :

cara seting instalasi awal antena parabola
Pertama anda harus membeli peralatan antena parabola (dish mesh/ jaring ato juga dish solid) terserah mau ukuran antena parabola yang kecil ataupun yang besar, tapi disarankan untuk memulai dari peralatan parabola yang standar (dish 6 feet solid paling mudah di dapat untuk saat ini dengan merek matrix atau juga venus karena kedua merek itu yang paling sering di temui di setiap kota maupun di pelosok-pelosok Indonesia denga harga yang murah dan pas di kantong kalangan menengah kebawah) berikut alat penerima/ receiver, disarankan awalnya receiver yang bisa blind scan (receiver ini bisa mencari sendiri semua chanel yang ada di setiap satelit yang di tempati, untuk yang standar dengan harga murah bisa di cari Matrix HD atau Venus HD), Low Noise Block Frequensi/ LNBF ( LNBF C Band, LNBF KU Band)alat penangkap satelit yang akan di letakkan di atas dish/ antena parabola, merek bisa apa saja misalkan matrix, yuri, hansen, unisat, digisat dan merek lainya.
Peralatan lainnya yang harus disediakan :
  • Kunci Ring, pas ukuran 10, 17, 19 (kebanyakan ukuran ini yang di pakai pada antena parabola)
  • Obeng (sering di gunakan pada baut penyetel LNB)
  • Kompas (untuk menentukan kira-kira arah mata angin/ menentukan arah antena parabola pada awalnya ke Barat, Timur, Utara dan Selatan, LNBF C band arah 0 ke Barat, LNB KU band arah konektor keUtara)
Langkah-langkah yang harus diikuti setelah kita merangkaikan antena parabola menjadi utuh yang sebelumnya dibeli dalam kemasannya terpisah-pisah, sebagai berikut :
  1. Tanamkan tiang penyangga/ dudukan dish/ antena parabola, tancapkan tegak lurus dengan cara harus di lihat dari sudut yang berbeda juga. (pilih lokasi untuk menempatkan antena yang disekitarnya bebas dari halangan, tembok, pohon, dll yang bisa menghalang arah pencarian nantinya ).
  2. Letakkan dish/ antena parabola pada dudukan dish yang di pancangkan terlebih dahulu ( apabila anda menggunakan bahan semen pada dasar tiang berarti anda harus menunggu sampai semennya keras dan siap untuk di letakkan antenanya ). Usahakan posisi dish menghadap tegak lurus juga.
  3. Sedikit kencangkan baut-baut penahan yang ada di pangkal antena yang di letakkan sesuai tahap 2 supaya bisa di gerak-gerakkan untuk mencari arah barat, utara juga kemiringan antena terhadap garis katulistiwa.
  4. Pasangkan LNB pada antena dilanjutkan dengan memasangkan konektor penghubung dari antena ke receiver.
  5. Hubungkan konektor dari antena ke receiver (hubungkan juga kabel dari receiver ke monitor tv)
  6. Atur satelit/ parameter satelit, chanel yang akan kita cari, cari salah satu chanel untuk di jadikan acuan untuk mendapatkan chanel satelit yang akan kita tampilkan (pada kolom bagian atas itu untuk melihat kekuatan signal LNB, kolom di bawahnya untuk melihant kekuatan signal dari chanel yang akan kita cari) kalau menggunakan LNBF C Band maka pengaturan Lo LNBnya memang harus standar 5150 bro.. kalau universal 9750/10600 untuk LNBF jenis Ku band.
  7. Ditahap ini anda sudah dibisa mencari chanel dengan melihat pada monitor anda, gerakkan ke kiri, kanan untuk mendapatkan arah Barat/ Timur yang merupakan arah orbit satelit, atas bawah sambil melihat pada kolom kualitas signal di monitor, cari setingannya sampai signal terkuat/ tertinggi di dapat, sambil mengencangkan baut-baut yang ada pada pangkal antena dan tongkat penyangga antena (arah barat ke timur), selanjutnya jika anda memiliki motor penggerak/ aktuator bisa langsung di pasangkan sehingga nantinya kendali untuk menaikkan dan menurunkan arah antena parabola langsung dari positioner atau bisa juga langsung dari receiver.
  8. Atur : cari di menu receiver untuk menu scan otomatis/ auto scan, tunggu sampai semua chanel muncul, disini anda sudah bisa menikmati chanel gratis di rumah.
Dari segi teknis cara-cara diatas berlaku juga buat pasang LNB KU Band hanya perbedaan arah yang berbeda, untuk LNB KU Band arah konektor pada umumnya menghadap Utara, namun ada juga yang harus menghadap arah lain konektornya, contohnya untuk pointing satelit Optus.
Note :

  • Untuk memaksimalkan signal pol H (Horisontal) : coba naik atau turunkan LNB, jarak fokus antena dan LNB umumnya di kisaran angka 36, 38 untuk ukuran antena parabola 6/ 8 feet, dish ram/ jaring 38, 42 tinggak disesuaikan dengan maksimal signal yang bisa di kunci dengan sempurna.

  • Untuk memaksimalkan signal pol V (Vertikal) : coba putar arahnya ke kiri atau ke kanan LNB tanpa merubah angka jarak antara antena parabola dan LNB seperti pada setingan memaksimalkan polaris H

  • Untuk bisa ditampilkan atau bisa menyaksikan 1 antena parabola ke 2 receiver atau lebih, gunakan peralatan tambahan "multiswitch". 

  • Untuk pointing di daerah yang ada hotspot wifi biasanya signal sering naik turun/ loncat, coba bungkus LNB pakai alumunium plat untuk mendapatkan signal yang bagus.


  •  
     
    http://manado-parabola.blogspot.com/2011/02/cara-awal-pointing-antena-parabola-bagi.html 

    Pointing Antenna

    Pointing antenna dilakukan karena :
    1. Signal yang diterima antenna tidak sesuai harapan.
    2. Signal antenna bergeser dari yang sebelumnya.
    3. Besaran dan atau parameter antenna sudah tidak sesuai.

    Pointing dilakukan dalam proses instalasi maupun setelah instalasi. Untuk proses instalasi berarti installer belum dapat besaran penerimaan (rsl) yang diinginkan. Melakukan pointing antena tentunya disesuaikan arah azimuth dari pemancarnya.




    Jikalau antenna diluar azimuth yang ditentukan, namun antenna mampu mendapatkan signal yang baik, bisa dimungkinkan terjadinya interferensi dengan yang lain.Jadi melakukan pointing saat instalasi pertama antenna berarti untuk mendapatkan besaran sesuai ET (Engineering Table).

    Sedangkan Pointing antenna dilakukan setelah proses instalasi selesai berjalan, hanya saja digunakan untuk mengembalikan parameter (rsl) yang sudah ditentukan.

    Pointing antenna ada dua:
    1. Hard pointing : Dimana antenna bergeser tidak sesuai azimuth (melenceng terlalu jauh). Hal ini dibuktikan dengan nilai rsl yang bad ( dibawah -70 dBm)
    2. Soft pointing : Dimana antena bergeser sedikit terhadap azimuth nya. Hal ini dibuktikan dengan nilai rsl yang berbeda -10 db sampai -15 db dari sebenarnya.


    http://learn-antenna.blogspot.com/2011/11/pointing-antenna.html

    Senin, 02 Januari 2012

    Teknologi Layar AMOLED dan Super AMOLED serta Kecenderungannya di Masa Depan

    Teknologi layar pada perangkat elektronik berkembang dengan cepat dari mulai Layar LCD (Liquid Crystal Display), TFT (Thin Film Transistor) Active Matric, LED (Ligjt-Emitting Diode), hingga yang terbaru yaitu AMOLED dan Super AMOLED. Pengembangan teknologi layar elektronik ini tentu didasarkan pada konsumsi energi listrik yang semakin rendah dan efisien, gambar dan warna yang lebih kontras dan tajam, fleksibilitas, serta keunggulan komparatif dan kompetitif lainnya. Kita tahu teknologi layar elektronik jenis LCD hanya dapat dilihat di tempat yang tidak terlalu terang, TFT agak lumayan lebih cerah, LED juga demikian, namun hanya AMOLED dan Super AMOLED lah yang mampu menampilkan gambar yang cerah, kontras, dan tajam di bawah sinar matahari langsung di banding teknologi pendahulunya.
    1325142862320980937
    Layar AMOLED
    AMOLED
    AMOLED adalah singkatan dari Active Matrix Organic Light-Emitting Diode atau sering juga disebut dengan singkatan OLED. Tidak jauh berbeda dengan pendahulunya yaitu layar elektronik berteknologi Light-Emitting Diode (LED), maka AMOLED memiliki kemampuan memancarkan cahaya yang kemudian ditangkap oleh lapisan film dari bahan organik. Lapisan ini biasanya terbuat dari bahan polymer yang berasal dari bahan organik. Bahan organik tersimpan dalam baris dan kolom akan membentuk matriks yang dapat menapilkan warna yang berbeda untuk masing-masing piksel.
    1325142989470817624
    Perbandingan AMOLED dan TFT
    Keuntungan utama AMOLED dibandingkan dengan LCD adalah pada AMOLED tidak memerlukan tambahan sinar backlight agar tampilan dapat terlihat oleh mata manusia. Berkat layar AMOLED, performa visual layar ponsel atau perangkat lainnya bisa tampil lebih tajam dan lebih hemat energi. Tapi yang lebih utama adalah bahwa jenis layar ini memiliki keunggulan untuk digunakan pada lingkungan luar (outdoor) sehingga menatap layar dibawah terik matahari sekalipun visualisasi gambar pada layar masih terlihat jelas, jernih, dan tajam. Inilah salah satu keunggulan komparatif AMOLED.
    1325143084985962382
    Perbandingan Kualitas Gambar AMOLED dan LCD
    Teknologi layar AMOLED dapat digunakan pada layar televisi, display monitor PC, dan juga display pada perangkat jinjing (portable) seperti Notebook, Netbook, PDA, Smartphone, Ponsel, Tablet PC, Camera, Game Consol, dsb. Tapi bukan perkara mudah bagi setiap produsen (vendor) mengadopsi AMOLED untuk perangkat keluaran terbarunya. AMOLED diketahui punya komponen harga yang lebih mahal dibanding teknologi layar sebelumnya, seperti TFT dan LED. Selisih harga komponen layar AMOLED dan TFT menurut sebuah sumber dapat mencapai kisaran US$12 untuk setiap satuannya.
    Dengan perbedaan harga yang signifikan itu tentu membuat pihak produsen harus berpikir matang untuk mengadopsi AMOLED dalam produk mereka. Bila perangkat tak benar-benar  ’spesial’ maka tak mungkin dibekali AMOLED. Inilah salah satu alasan mengapa smartphone berbentuk tablet masih jarang dibekali AMOLED dan masih bertahan dengan TFT, tak lain untuk menekan harga jualnya ke konsumen. Beberapa produsen perangkat yang juga memproduksi sendiri layar AMOLED, seperti Samsung dan LG, tentu lebih mudah mengimplementasikan jenis layar ini pada produk terbaru mereka.
    13251431931370187495
    Display Monitor AMOLED
    Super AMOLED
    Tidak seperti layar sentuh AMOLED biasa, layar Super AMOLED tidak memerlukan lapisan layar sentuh yang terpisah, karena layar sentuhnya sudah terintegrasi dan menyatu di dalamnya (built-in). Dengan kelebihan seperti itu, layar Super AMOLED memungkinkan respon yang lebih cepat ketika pengguna mengoperasikan perangkat melalui layar sentuhnya. Disamping itu, layar Super AMOLED juga dapat mengurangi refleksi cahaya, dan warna-warna yang ditampilkan jauh meningkat. Disamping respon yang lebih cepat dengan lapisan layar yang telah ditiadakan itu, juga memungkinan tampilan lebih jernih dan tajam.
    Seperti teknologi pendahulunya AMOLED, Super AMOLED juga lebih mampu menghasilkan visualisasi gambar yang lebih jernih dan tajam di bawah teriknya sinar matahari langsung. Disamping itu dimensi perangkat elektronik dapat dirancang lebih tipis dan fleksibel.
    1325143267751523948
    Layar Monitor Super AMOLED Transparan 19 inci buatan Samsung.
    Super AMOLED adalah teknologi yang dikembangkan oleh Samsung dan diperkenalkan pertama kali pada Mobile World Congress 2010 di Barcelona, Februari 2010. Ponsel pertama yang menggunakan layar ini adalah Samsung S8500 Wave. Selain karena mengusung teknologi baru pada layarnya, pada ponsel ini dibenamkan Bada OS, sistem operasi terbaru dari Samsung. Kedua hal ini membuatnya menjadi salah satu ponsel yang ditunggu-ditunggu kehadirannya. Produk-produk berikutnya adalah Samsung i9000 Galaxy S dengan layar Super AMOLED 4-inci 480 x 800 pixel dan Processor 1 GHz, Samsung Infuse 4G i997 Smartphone Android Layar Terbesar 4.5 inci Super AMOLED PLUS, Ponsel Samsung W960 baru dengan Layar AMOLED 3D, Samsung YP-MB2 iPod Touch Killer berbasis Android dengan Layar Super AMOLED 4 inci.
    Kecenderungannya di Masa Depan
    Di masa depan tentu terknologi layar elektronik akan terus berkembang seiring dangan kebutuhan dan persaingan antar produsen perangkat elektronik dan aplikasinya di berbagai bidang, tidak sebatas perangkat komunikasi dan hiburan, tetapi juga ke bidang navigasi pernerbangan, maritim, maupun darat.
    Penelitian terkini yang sedang berlangsung adalah dikembangkannya teknologi layar lentur seperti kertas yang sangat memungkinkan digunakan pada perangkat elektronika, tidak hanya untuk layar komputer, an tablet, tapi bisa juga untuk ponsel dan smartphone. Teknologi layar lentur untuk ponsel tengah dikembangkan Human Media Lab (HML), sebuah laboratorium multidisplin ilmu di Queen’s University, Kanada.
    .
    1325143365549098303
    .
    Purwarupa Telepon Seluler Layar Lentur
    .
    Para periset di HML telah membuat purwarupa (prototipe) ponsel berlayar lentur yang disebut PaperPhone dan diberi sebutan iPhone fleksibel. Perangkat ini layaknya smartphone bisa menyimpan kontak nama, memainkan musik, dan melakukan panggilan telepon, dan ukuran layarnya 9,5 inci menggunakan e-ink.
    .
    HML juga mencoba mengembangkan teknologi navigasi yang mampu memberdayakan kebiasaan orang. Dalam purwarupa tersebut, para peneliti HML melakukan perintah ke menu-menu di layar ponsel bukan dengan teknologi layar sentuh, melainkan dengan menekuk-nekuk ujung layar. Mereka merancang sensor perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengenali perubahan bentuk layar yang ditekuk.
    .
    “Inilah masa depan. Segala sesuatu akan terlihat dan terasa seperti ini dalam lima tahun ke depan” kata Roel Vertegaal, direktur HML yang menciptakan teknologi tersebut dalam situsnya. Ia dengan bangga memamerkan purwarupa yang telah dibuatnya pada konferensi Computer Human Interaction (CHI) 2011 beberapa waktu lalu  di Vancouver, Kanada.
    .
    Semoga bermanfaat. Selamat berlibur panjang dipenghujung tahun dan tetap semangat. Salam.. :)



    http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2011/12/29/teknologi-layar-amoled-dan-super-amoled-serta-kecenderungannya-di-masa-depan/

    Perbedaan Layar TFT vs AMOLED vs Super AMOLED

    Thin-film Transistor, disingkat dengan TFT, merupakan salah satu tipe layar Liquid Crystal Display (LCD) yang datar, di mana tiap-tiap pixel dikontrol oleh satu hingga empat transistor. Teknologi ini menyediakan resolusi terbaik dari teknik panel data. Layar TFT sering disebut juga active-matrix LCD. Layar ini dapat menampilkan gambar yang kaya warna tapi mahal. Dan permukaannya sensitif terhadap sentuhan. Selain itu layar ini tidak cocok untuk tampilan yang eksak seperti misalnya untuk CAD. (wikipedia)
    AMOLED merupakan kependekan dari Active Matrix Organic Light Emitting Diode. AMOLED ini merupakan teknologi layar OLED (Organic Light Emitting Diode). OLED ialah perangkat padat yang terdiri dari film-film tipis. Film-film tersebut mengandung molekul organik yang dapat menghasilkan cahaya apabila dialiri listrik. OLED ini digunakan sebagai layar dalam suatu perangkat dengan tingkat ketajaman yang lebih tinggi serta konsumsi daya yang relatif rendah. AMOLED ini dikeluarkan oleh Samsung, salah satu perusahaan teknologi yang bermarkas di Korea Selatan (Seoul). Sebagai salah satu perusahaan teknologi yang terbesar di dunia, Samsung kembali meluncurkan inovasi yaitu layar sentuh berbasis teknologi AMOLED yang menjadi layar sentuh AMOLED pertama. AMOLED merupakan bentuk perkembangan dari teknologi layar sebelumnya, yang dikenal dengan nama Thin Film Transistor (TFT). Teknologi ini merupakan hasil perpaduan antara teknologi OLED dan active matrix TFT LCD konvensional. AMOLED merupakan bentuk pengembangan dari layar OLED pasif biasa, yang dapat mengubah setiap piksel dengan efisien dan secara langsung. Teknologi AMOLED tersebut memiliki fungsi sentuh (touchscreen) secara langsung, bukan melalui lapisan kedua di atas layarnya. Metode baru tersebut dilakukan melalui penambahan sensor pada sel organik dari LED. Sentuh antar muka ini mampu menambah ketebalan layar mencapai seperseribu millimeter, sehingga tidak akan mengurangi ketajaman atau meredupkan gambar, sebagaimana apabila dipasang dalam dua panel.
    Kelebihan
    Layar AMOLED ini memiliki tingkat kecerahan (brightness) tinggi dalam tampilannya. Teknologi AMOLED mengemas fitur penyetelan RGB, yang dapat membuat warna foto ataupun video lebih stabil, sehingga tampilannya lebih cerah dan tajam. Teknologi ini memiliki tingkat konsumsi energi yang rendah atau hemat daya, sehingga konsumsi listriknya minimal serta baterai dapat bertahan dalam waktu yang lama. Teknologi ini mampu menghemat daya 40 persen lebih dibanding yang lainnya. Tingkat ketipisan dari layar ini mencapai 0,001 mm. Selain itu layar ini bahkan diklaim mampu menghasilkan tingkat kehitaman yang lebih dibandingkan yang lain, walaupun dilihat dari bawah terik matahari secara langsung, tampilan layar masih tampak terang dan jelas, serta warnanya pun tetap cerah. Layar AMOLED ini juga tidak membutuhkan cahaya latar yang memiliki kemampuan untuk mengatur seberapa besar piksel, dengan konsumsi daya yang lebih rendah, walaupun dalam ukuran yang besar. Selain itu, layar ini juga memiliki rasio kontras lebih dalam daripada kebanyakan LCD lainnya. Keunikan lain dari layar bentuk AMOLED adalah layar ini mampu menyesuaikan tingkat kecerahan pada layar secara otomatis. AMOLED ini membuat waktu respons lebih cepat ketika ponsel berubah posisi on dan off. Ketipisan dan kefleksibelan dari bahan yang digunakan dalam layar ini membuat pabrik-pabrik teknologi dapat membuat layar dalam ukuran yang bervariasi, dari ukuran raksasa sampai yang kecil sekalipun. Misalnya, layar TV Plasma yang ukurannya mencapai 150 inchi sampai ukuran yang paling kecil pada handphone. Selain itu satu kelebihan lain dari teknologi ini jika dibandingkan dengan teknologi LCD adalah kalau pada teknologi AMOLED ini, untuk dapat dilihat oleh mata manusia tidak memerlukan sinar backlight tambahan lagi
    .
    Kelemahan

    Namun ada beberapa kelemahan dari layar ini, yaitu pembuatan layar ini masih tergolong cukup rumit. Selain itu karena teknologi ini masih baru, maka harga perangkat yang menggunakan teknologi ini juga relatif mahal. Meskipun layar AMOLED ini menawarkan berbagai kecanggihan yang menggiurkan, namun bukanlah hal yang mudah bagi para vendor untuk mengadopsi AMOLED ini, karena AMOLED tersebut mempunyai komponen harga lebih mahal daripada komponen pada layar sebelumnya. Hal tersebut, tentunya membuat para vendor untuk berpikir ulang. Itulah alasannya mengapa beberapa teknologi, seperti smartphone yang berbentuk tablet relatif jarang dibekali layar AMOLED dan masih bertahan dengan layar TFT, tujuannya adalah untuk menekan harga jual untuk konsumen. Namun, beberapa vendor yang mampu memproduksi teknologi layar AMOLED sendiri lebih mudah mengaplikasikan layar ini, seperti Samsung dan LG.(wikipedia)
    Super AMOLED adalah teknologi layar (varian dari AMOLED) terutama untuk digunakan pada perangkat mobile seperti ponsel (lihat daftar di bawah ini untuk contoh). Salah satu perbedaan utama untuk teknologi tampilan yang lain adalah bahwa lapisan yang mendeteksi sentuhan diintegrasikan ke layar bukannya overlay di atas(wikipedia).

    http://banuaw.wordpress.com/2011/04/20/perbedaan-layar-tft-vs-amoled-vs-super-amoled/

    2012

    musim beralih waktu berganti..dan tahun pun terus bertambah..tapi itu semua bersebrangan dengan umur kita yang terus berkurang..Semoga di Tahun yang baru ini kita menjadi lebih baik dan semakin bertambah sukses untuk semua baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat nanti...Dan satu lagi...semoga tahun ini bukan menjadi tahun akhir zaman aka KIAMAT...naudzubillahminzalik....jangan sampe deh.....Amin ya Allah..Happy New Years 2012

    iklan layanan masyarakat

    info orang hilang