Sabtu, 29 September 2012

syukur adalah pintu


Bersyukur

  Posted on  

Pagi ini, gerimis datang begitu saja. Mudah sekali untuk mengeluh sebenarnya. Tapi adakah gunanya mengeluh, jika gerimis tetap saja membasahi. Lebih baik tersenyum, bersyukur, dan menikmati pesona sejuknya gerimis pagi.
Suatu masa dalam hidup atau lebih dari itu kita pasti pernah mengeluh.
Mengeluh akan bermacam-macam hal. Kerjaan yang padet, kuliah yang belom beres-beres, gaji yang tidak cukup besar untuk membeli hape baru, duit jajan yang pas-pasan sehingga tidak bisa mengikuti perkembangan film bioskop terbaru, jerawat yang membandel, badan yang tidak singset, kulit yang tidak putih, makanan di rumah yang itu-itu aja, adek yang nakalnya minta ampun, ibu yang cerewetnya minta ampun, dan lain sebagainya.
Jujur, saya juga sering seperti itu. It’s normal as a human. Gak pernah puas. Yang gak normal adalah jika kita terus-terusan memelihara sikap buruk tersebut (baca: mengeluh) tanpa mau memperbaiki diri.
Pernah gak kita berpikir, ketika kita sedang mengeluhkan Kerjaan yang padet, kuliah yang belom beres-beres, gaji yang tidak cukup besar , entah di belahan bumi sana, ada seorang pemuda brilian seperti Lintang yang meneruskan SD saja tidak mampu?
Pernah gak kita berpikir, ketika kita sedang mengeluhkan gaji yang tidak cukup besar untuk membeli hape baru atau sekedar untuk kongkow-kongkow bersama teman-teman, entah di belahan bumi sana, ada seorang ibu tua yang berpenghasilan tidak lebih dari 10 ribu rupiah per hari dan harus menghidupi 5 anak-anaknya?
Pernah gak kita berpikir, ketika kita sedang mengeluhkan bentuk badan yang menurut kita tidak ideal, kulit kita yang tidak putih, muka kita yang tidak mulus, entah di belahan bumi sana, ada seseorang yang tidak memiliki kaki sehingga harus berjalan dengan kedua tangannya setiap hari?
Pernah gak kita berpikir, ketika kita sedang mengeluhkan makanan di rumah yang itu-itu aja, entah di belahan bumi sana, ada yang gak bisa makan sampai berhari-hari?
Pernah gak kita berpikir, ketika kita sedang mengeluhkan adik yang nakalnya minta ampun atau ibu yang cerewetnya minta ampun, entah di belahan bumi sana, ada anak-anak kecil korban perang menjadi yatim piatu tanpa sanak keluarga?
Hmm, ternyata, ya, kalo dipikir-pikir, terkadang.. kita masih lebih beruntung dibandingkan beberapa orang yang ada. So, guys, cobalah untuk bersyukur atas segala hal yang dimiliki. Bersyukur dengan memanfaatkan apa yang dimiliki hingga batas optimal, dengan menahan keluhan dan mengarahkannya kepada usaha-usaha (yang halal) untuk meraih yang diinginkan. Keluhan gak akan membuat segalanya menjadi lebih baik. Tapi, bersyukur, it does work!

Trust me.. karena syukur tidak hanya mengandung poin-poin kepasrahan. Syukur itu juga tindakan. Ketika yang ada, benar-benar disyukuri dan dimanfaatkan hingga batas optimalnya. Jadi manusia-manusia pandai bersyukur? We can do it, guys ;)
Hidup ini seperti ice cream yang cepat meleleh, nikmatilah selagi masih bisa.
ice-cream11
Sahabat, turunkan standar bahagiamu. Agar hidup kita selalu bahagia. Bila standar kita bahagia adalah memiliki kekayaan yang berlimpah, mau sampai kapan kita tidak berbahagia? adakah jaminannya dalam kerangka waktu tertentu untuk meraih harta yang berlimpah tersebut?. Lebih mudah, berbahagia dan bersyukur dengan apa yang ada saat ini. Daripada seumur hidup sedih, hanya karena sesuatu yang belum kita miliki.
Saat diri, iri melihat kesejahteraan sahabat-sahabat yang lain. Mari sejenak kita melihat, masih banyak saudara-saudara kita yang terhimpit lebih banyak kesulitan dari pada kita.

Bukalah mata hatimu lebih lebar. Lihatlah sekitarmu. Resapi hikmahnya. Sungguh, ada banyak pelajaran dari apa yang ada di muka bumi. Tersenyumlah, bersyukurlah ^^
Bahkan, surat cinta dari langit pun berpesan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu… (Q.s. Ibrahim: 7)





                                             http://unisyifa.blogdetik.com/2010/09/21/bersyukur-melapangkan-hati-_/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan layanan masyarakat

info orang hilang