Jumat, 03 Juni 2016

SEPATU

SEPATU ORANG LAIN....

Kita hanya mampu membeli tas seharga 500 ribu Rupiah.
Ketika kawan kita membeli tas tangan seharga 5 Juta Rupiah,
Kita bilang kawan kita berlebihan. Padahal ia tidak belanja pakai uang kita.
Ternyata ia sudah berhemat untuk tidak membeli tas seharga 40 Juta Rupiah yang sanggup ia beli.

Kita hanya mampu hidup selalu didekat suami.
Ketika kawan kita berpisah jarak dan waktu dengan suaminya,
Kita bilang bahwa ia gegabah, menggadaikan rumah tangga demi materi.
Ternyata ia tetap hidup rukun dan bahagia dalam perjuangan rumah tangganya.

Kita hanya mampu menjadi ibu rumah tangga.
Ketika kawan kita memilih bekerja sebagai pegawai,
Kita bilang ia menggadaikan masa depan anaknya. Tapi ternyata ia bangun lebih pagi dari kita,
berbicara lebih lembut kepada anaknya, dan berdoa lebih khusyuk memohon kepada Tuhan untuk penjagaan anak-anaknya.

Kita hanya mampu mengatur uang belanja 1 Juta Rupiah sebulan.
Ketika kawan kita bercerita pengeluaran belanja bulanannya sampai 6 Juta Rupiah,
Kita bilang ia boros. Padahal ia tak pernah berhutang kepada kita. Pinjam uangpun tidak.
Ternyata mereka sedekah lebih banyak dari uang belanjanya. Ternyata mereka tak pernah lupa membayar Zakat.

Siapa yang rugi?...Kita. Belum-belum sudah menilai. Bisa jadi malah buruk sangka.
Padahal kita tidak pernah tau apa yang sebenarnya orang lain hadapi, apa yang orang lain lakukan
diluar sepengetahuan kita.

Jangan mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita. Jangan pernah mengukur kehidupan orang lain dengan ukuran hidup kita. Rawan...itu tidak tepat.
Jangan pernah mudah untuk meghakimi seseorang, tapi jangan pernah mudah marah juga untuk dinasehati oleh seseorang.

Sumber: Grup WA: "Diskusi Kajian Kaskus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan layanan masyarakat

info orang hilang