Kamis, 05 Januari 2012

Cross Polarization

Cross Polarization

Dalam proses instalasii antena parabola atau dalam dunia satelit umumnya disebut pointing / peaking, seorang isntaller pasti akan dihadapkan dalam proses yang disebut cross pole (cross polarization). Yang dimaksud dengan cross pole adalah mengatur sudut arah rambat transmisi ke satelit, hal ini dimungkinkan karena transponder satelite sendiri yang menyediakan frequensi reuse dengan polarisasi yang berbeda, contohnya dalam satelit telkom 1 yang dimiliki oleh PT.Telkom terdapat 24 transponder yang terbagi dari 12 transponder vertical dan 12 tranponder horizontal. Kedua bagian transponder tersebut bekerja pada frequensi yang sama yaitu C-Band (3.7 – 4.2 GHz). Dengan membedakan polarisasinya maka diperoleh effisiensi sehingga memperluas ketersediaan transponder.
Kanal transponder vertical hanya akan menerima sinyal (carrier) dari antena yang bekerja pada polarisasi vertical demikian sebaliknya, oleh sebab itu perlu diperhatikan dalam proses instalasi antena, apakah polarisasi kita sudah benar sesuai dengan transponder yang kita gunakan. Dalam prosesnya umumnya seorang installer akan menelpon operator di HUB pengendali satelite (misalnya : Telkom Cibinong), operator tersebut akan memonitor carier yang di transmit kan ke arah satelite dan meminta instaler untuk menggerakan (memutar) Feedhorn antena. Arah (sudut) feedhorn pada antena parabola ini lah yang menentukan apakah sebuah antena bekerja pada polarisasi vertical atau horizontal.
Nilai cross pole akan dihitung oleh operator satelite dengan membandingkan carier utama pada transponder kerja dengan bocoran yang keluar di transponder polarisasi sebaliknya, makin tinggi nilai cross pole maka makin bagus pointing antena karena tidak mengganggu transponder reuse disisi polarisasi lainnya. Satelit diindonesia umumnya bertype linier (memiliki polarisasi vertical dan horizontal) sehingga setiap pengguna transponder diwajibkan untuk melakukan cross pole sebelum menggunakan transponder. sedangkan untuk type satelite circular tidak dibutuhkan proses cross pole, contohnya pada satelit intelsat 709.
Demikian sedikit ulasan mengenai cross pole antena semoga bermanfaat.


http://nurjai.wordpress.com/2011/02/01/cross-polarization/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan layanan masyarakat

info orang hilang