Kamis, 05 Januari 2012

SSPA (Solid State Power Ampifier)

sspa

 SSPA (Solid State Power Amplifier) merupakan penguat daya terakhir sebelum sinyal transmisi dikirim ke satellite. karena umumnya sinyal RF yang sudah dikonversi oleh ODU (Converter) masih sangat lemah sekali walaupun ada penguat didalam, namun penguat ini hanya sebatas pre-amp. SSPA bekerja pada range frequensi C-Band (6 GHz) dan berfungsi sangat fital karena SSPA harus memiliki flatness gain dan noise reduksi yang stabil dan baik. Pada beberapa ODU yang saat ini banyak diproduksi kebanyak sudah built-in dengan SSPA atau dengan istilahnya SPT (Single Packet Transceiver).

SSPA harus memiliki gain (penguatan) yang baik dan tentunya daya tahan terhadap kondisi cuaca, karena SSPA terpasang diluar (bagian dari Out Door Unit). Selain penguatan SSPA juga harus memiliki ke stabilan gain, karena umunya lebar frekuensi yang dipakai oleh user cukup variabel dan juga mereka kemungkinan menggunakan tidak hanya satu frekuensi, jadi nilai intermodulasi akan muncul.
Umumnya jenis SSPA berdasarkan kemampuan daya penguatannya antara lain : SSPA 3 W, 5 W, 10 W, 20 W, 50 W, 100 W dan 200 W. Untuk penguatan lebih dari 200 W umunya banyak user menggunakan SSPA jenis In Door Unit (IDU) yang terpasang didalam ruang control atau ruang RF. Ada juga yang menggunakan HPA (High Power Amplifier) biasanya penguatannya sudah ratusan bahkan ribuan watt, perbedaannya hanya pada jenis rangkaiannya. Kalo pada SSPA menggunakan rangkaian2 solid, sedangkan HPA menggunakan rangkaian tabung sebagai penguat daya.
Penggunaan SSPA harus mengikuti aturan Link Budget Satelit agar tidak terlalu besar daya yang dipancarkan ke satellite, karena apabila hal ini terjadi akan menyebabkan saturasi power di satelite dan mengganggu pengguna dalam transponder yag sama.


http://nurjai.wordpress.com/2009/06/05/sspa-solid-state-power-ampifier/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan layanan masyarakat

info orang hilang